Wednesday, August 24, 2011

Vitamin D yang Rendah Meningkatkan Risiko Kejadian Diabetes Mellitus

Kalbe.co.id - Menurut Badan kesehatan dunia, World Health Organisation (WHO), secara global, penyakit diabetes mellitus menjangkiti sekitar 220 juta orang dan mempunyai angka mortalitas sebesar 3,4 juta orang setiap tahun. Berdasarakan data statistik, badan dunia WHO memprediksi tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit diabetes melitus ini dapat meningkat menjadi 2 kalinya pada tahun 2005 sampai 2030. Para peneliti dari Tufts Medical Center & Carney Hospital di Massachusetts, Amerika Serikat, dipimpin oleh Dr. Mitri, menyampaikan informasi bahwa orang-orang dengan kadar vitamin D dalam darah yang tinggi (> 25 ng/mL), mempunyai risiko sebesar 43 % lebih rendah terhadap perkembangan penyakit Diabetes tipe 2 dibandingkan orang dengan kadar yang sangat rendah (< 14 ng/mL). Hasil studi metaanalisa ini dipublikasikan dalam European Journal of Clinical Nutrition edisi Juli 2011.

Vitamin D dapat memodifikasi faktor risiko diabetes melitus tipe 2. Tujuan review penelitian ini untuk menilai hubungan antara status vitamin D dengan insidensi diabetes tipe 2, dan melihat efek suplementasi vitamin D terhadap hasil glikemik. Dalam studi ini, para peneliti melakukan review sistemik terhadap beberapa studi yang dicari menggunakan MEDLINE selama Februari 2011. Studi kohor longitudinal melaporkan adanya hubungan antara status vitamin D dan insidensi diabetes tipe 2 termasuk didalamnya studi klinis secara teracak suplementasi vitamin D.

Hasil studi diekstrak dan kualitas studi juga turut dilakukan assessment. Hasil total 8 studi kohort observasional serta 11 studi secara randomisasi. Metaanalisa studi observasional, asupan vitamin D >500 international units (IU)/ hari menurunkan risiko diabetes type 2 sebanyak 13% dibandingkan dengan asupan vitamin D <200 IU/hari. Individu dengan status vitamin D yang lebih tinggi ( > 25 ng/ml) mempunyai risiko 43% lebih rendah untuk mendapatkan diabetes tipe 2 (95% CI : 24,57%) dibandingkan dengan kelompok yang sangat rendah ( < 14 ng/ml). Pada analisa dari 8 penelitian diantara peserta dengan toleransi glukosa normal pada awal dan 3 penelitian kecil yang kurang bermakna (dengaan n = 32-62) pasien dengan diabetes tipe 2 diabetes, tidak terdapat efek suplementasi vitamin D pada hasil glikemik. Sedangkan pada 2 penelitian diantara pasien dengan baselineintoleransi glukosa, Suplementasi vitamin D memperbaiki resistensi insulin.

Kesimpulan dari metaanalisa, Vitamin D mungkin berpengaruh dalam tipe 2 diabetes; meskipun, untuk mendapatkan peran yang lebih baik untuk vitamin D dalam perkembangan dan progresi diabetes tipe 2, studi observasional kualitas tinggi dan studi randomisasi untuk mengukur kadar 25-hidroksivitamin D dan klinis yang berkaitan dengan hasil akhir glikemik tetap diperlukan.

No comments:

Post a Comment